Nonton film dengan latar belakang kisah nyata sering menghadirkan emosi yang lebih mendalam karena penonton tahu bahwa cerita ini benar-benar terjadi. Hal ini membuat mereka merasa lebih terhubung dengan karakter dan peristiwa dalam film. Maka dari itu, banyak para sineas mencoba mengangkat kisah nyata yang banyak menarik perhatian untuk dijadikan film. Salah satu film yang diangkat dari kisah nyata yang sayang untuk dilewatkan adalah dilm A Melody to Remember.

Film A Melody to Remember adalah drama Korea yang menggambarkan kekuatan penyembuhan musik dalam konteks trauma perang. Berlatar belakang masa Perang Korea, film ini mengikuti kisah Letnan Han Sang-Ryeol (diperankan oleh Im Siwan) yang setelah kehilangan banyak rekan di medan perang, ditugaskan untuk merawat sekelompok anak yatim piatu yang juga merupakan korban perang. Di tengah kegelapan dan kesedihan yang melanda, musik muncul sebagai alat untuk mengatasi trauma, membangun harapan, dan menciptakan rasa kebersamaan di antara mereka yang terluka.

Jadi seperti apa saja peran musik dalam penyembuhan seperti peperangan yang terjadi saat itu? Berikut penjelasannya.

Musik Sebagai Jembatan Emosional

Dalam film ini, musik menjadi sarana yang menjembatani rasa sakit dan kesepian yang dialami oleh anak-anak dan para tentara. Ketika Letnan Han memperkenalkan musik kepada anak-anak yatim, itu tidak hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai cara untuk mengungkapkan emosi yang mungkin sulit mereka komunikasikan. Musik membantu mereka untuk menyalurkan kesedihan, ketakutan, dan kehilangan yang mendalam, sekaligus membuka ruang untuk kebahagiaan dan kebersamaan.

Anak-anak dalam film ini mengalami trauma berat akibat perang, kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Melalui musik, mereka menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan yang terpendam, meredakan kecemasan, dan mengatasi rasa takut akan masa depan. Letnan Han yang juga menderita dari trauma perang sendiri, menemukan kembali kemanusiaan dan harapan melalui musik, yang menjadi alat untuk menyembuhkan dirinya dan anak-anak.

Musik Sebagai Simbol Harapan

Salah satu kekuatan besar musik dalam film ini adalah kemampuannya untuk menciptakan harapan di tengah-tengah kehancuran. Meskipun dunia di sekitar mereka runtuh akibat perang, musik menjadi satu-satunya hal yang tetap indah dan tidak tersentuh oleh kekerasan. Setiap kali mereka bernyanyi atau mendengarkan melodi, musik membawa mereka ke tempat yang lebih damai, seolah-olah memberikan janji bahwa kehidupan tidak sepenuhnya tanpa harapan.

Adegan-adegan di mana anak-anak bernyanyi bersama mencerminkan kekuatan kolektif yang ditawarkan oleh musik. Ini tidak hanya tentang performa atau hiburan, tetapi tentang penyatuan hati dan jiwa yang terluka. Musik membantu mereka menemukan solidaritas dan kekuatan bersama, serta memberikan rasa identitas dan harga diri yang hancur akibat kekejaman perang.

Musik Sebagai Penyembuhan Psikologis

Musik sejak dahulu dikenal sebagai alat untuk merelaksasikan pikiran serta hiburan yang dapat mengubah suasana hati. Lantunan dan irama musik, apalagi dipadukan dengan lirik yang tepat, dapat mengurangi gejala depresi dan dapat menurunkan tekanan darah, hingga menurunkan rasa cemas yang berlebihan.

Letnan Han, yang pada awalnya skeptis, mulai menyadari kekuatan musik setelah melihat bagaimana anak-anak merespons musik dengan lebih ceria dan penuh harapan. Hal ini juga mengubah cara pandangnya terhadap perang dan tugasnya sebagai pemimpin. Musik, dalam hal ini, menjadi alat untuk membangun kembali hubungan yang rusak dan memberikan semangat baru untuk terus bertahan.

Dalam film A Melody to Remember musik berfungsi sebagai lebih dari sekadar hiburan, ia adalah medium penyembuhan yang mendalam bagi mereka yang telah kehilangan segalanya. Melalui musik, film ini menggambarkan bahwa di tengah perang dan kehancuran, masih ada cara untuk menemukan kedamaian batin, solidaritas, dan harapan untuk masa depan. Untuk menyaksikan  aksi Im Siwan dan anak-anak yang harus tetap berjuang saat peperangan, kamu bisa nonton film ini di layanan nonton streaming di Viu.